BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada akhir tahun 2007, Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia ditutup di 2745,83. Pada tanggal 30 Desember 2008 IHSG ditutup di 1355,408. Dengan kata lain, selama tahun 2008 ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan lebih dari 50%. Penurunan ini lebih disebabkan karena adanya krisis yang dialami oleh Amerika Serikat, oleh sebab itu pasar modal Indonesia masih sangat terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal. Dalam melakukan investasi banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan melakukan investasi di pasar modal. Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada, di mana setiap jenis investasi memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan risiko. Dengan melakukan investasi saham di pasar modal, investor berharap dapat melipatgandakan modalnya lebih besar dibanding dengan return pada investasi lain.
Dapat dilihat pada waktu tersebut harga saham emiten di BEI masih dinilai di bawah wajar atau undervalued, sehingga mereka, para investor, beranggapan bahwa saat inilah saat yang paling tepat untuk melakukan pembelian saham. Setiap investor selalu mencari peluang untuk berinvestasi dalam upaya untuk memaksimalkan return yang diharapkan. Para investor akan mencari saham yang mereka nilai undervalued dan menjual saham yang mereka nilai overvalued agar tujuan berinvestasi para investor dapat tercapai. Untuk itu diperlukan suatu proses penilaian yang dapat menentukan apakah saham tersebut undervalued atau overvalued.
Untuk melakukan penilaian suatu saham, dapat digunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua analisis ini sangat diperlukan oleh investor. Dengan analisis fundamental, para investor dapat melihat bagaimana nilai intrinsik suatu saham, sedangkan dengan analisis teknikal, para investor dapat melihat bagaimana trend suatu saham dan bagaimana perilaku suatu pasar. Dengan mempergunakan kedua analisis ini, maka para investor tidak akan membeli saham sembarangan.
Ada dua cara penilaian suatu saham dengan analisis fundamental, yaitu : dengan pendekatan Discounted Cash Flow ( DCF ) dan dengan penilaian relatif, yang salah satunya adalah dengan metode PER ( Price Earning Ratio ). Pendekatan DCF merupakan penilaian paling fundamental dengan memperhitungkan prinsip nilai waktu uang dalam melakukan analisisnya. Sedangkan penilaian dengan metode PER berdasarkan bagaimana pasar menilai suatu saham dengan saham sejenis atau comparable firm.
Penilaian dengan menggunakan metode PER dikatakan lebih mencerminkan keadaan pasar dan penggunaannya lebih mudah. Oleh karena itu, penulis akan menggunakan metode PER dalam melakukan penelitiannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Beri Komentar Untuk Kemajuan Blog ini...
Apabila ada Link yang error atau mati segera laporkan untuk diganti dengan Link baru..